jum'at jum'at wifian mumpung iso . gawe blogging ae lahhh ....
..
ok kawan kali ini singkat saja saya cuma menjawab pertanyaan hati yang gundah gulannah ..
Rasa Ikan
Jumat, 06 November 2015
Minggu, 25 Oktober 2015
pakan ikan ekoproduct
saya dan teman saya mau berbisnis pelet ikan
Pelet Apung Dan Ampas Tahu
Untuk setiap saya uji laboratorium. Uji labor saya selalu 4 komponen saja (biar hemat juga sich) :
Uji labor saya buat 2 sampel bahannya sama yaitu bahan pakan pelet di mix dengan ampas tahu. Komposisinya seperti ini :
Sampel 1. 60 % bahan baku pelet, 40% ampas tahu diperoleh hasil uji labor 31%
Sampel 2. 40% bahan baku pelet, 60% ampas tahu diperoleh hasil labor 26%
Pakan alternatif lele dan pakan alternatif nila buatan sendiri ini dan seperti yang saya duga hasil uji labor sampel pertama protein 32% cocok nih untuk ransum lele dan sampel kedua 24,5% pas bingit untuk ikan nila.
Perincian biaya pakan alternatif buatan sendiri kira-kira seperti ini.
Pakan pelet untuk Lele (Rp)
Total 479.600
Modal perkg 4.998
Pakan pelet untuk Nila (Rp)
Total 414.700
Modal per kg 4.147
Karena mesin pelet yang saya miliki kapasitas kecil dan hanya memenuhi kebutuhan sendiri namun teman-teman dekat sesama peternak saya jual juga seharga Rp.6500/kg, lumayanlah untuk menutupi biaya operasional harian saya.
Bahan pelet ini bisa dikombinasikan dengan bahan yang ada disekitar anda, bisa digunakan tepung polard, single cell, tepung gaplek, tepung jagung, tepung gaplek dan lain-lain, jumlah atau takaran bisa anda sesuaikan dengan jumlah kandungan nutrisi yang terdapat pada bahan tersebut.
Kelemahan mendasar dari ampas tahu adalah proses pembusukannya berlangsung dengan cepat, 4-6 jam doang, bau busuk nyebar hingga radius 100 meter.
Perolehan kadar protein setelah di mix (di aduk rata) dengan bahan lain seperti tepung ikan sudah memenuhi syarat nutrisi pada lele dan nila. Soal pemberian pakan tidak masalah karena saya membuat rangkaian bambu yang mengambang dipermukaan air. Ikan akan meloncat keatas konstruksi bambu made in anak bangsa ini sehingga pakan pasta sudah habis sebelum tenggelam, teman saya Mas Akhmad ngeledek bin ngece, inilah pakan apung sejati.
Cara membuat pelet apungCARA MEMBUAT PELET APUNG (Menghitung protein dan biaya) Petunjuk membuat pelet apung bisa didasarkan ketersediaan bahan dilingkungan sekitar anda dengan tidak mengurangi bahan dasar yang menyebabkan pelet menjadi terapung. |
||||||||
ASUMSI 100 kg | ||||||||
BAHAN 1 | ||||||||
NO | BAHAN | BERAT | PENYU | PROTEIN | TOTAL | BIAYA | SUB TOTAL | |
(KG) | SUTAN | (%) | PROTEIN | (Rp) | (Rp) | |||
STARTER/UTAMA | ||||||||
1 | TEPUNG IKAN | 30 | 28.5 | 50 | 15 | % | 6,500 | 195,000 |
2 | TEPUNG BULU | 20 | 19 | 60 | 12 | % | 7,000 | 140,000 |
3 | TEPUNG ESA-01 | 50 | 45 | 8 | 4 | % | 3,000 | 150,000 |
SUB TOTAL | 100 | 92.5 | 31 | % | 485,000 | |||
BUFFER/PENYANGGA | ||||||||
1 | DEXTRIN | 4 | 6,000 | 24,000 | ||||
2 | PREMIX | 0.25 | 25,000 | 6,250 | ||||
3 | MINYAK IKAN | 2.5 | 4,250 | 10,625 | ||||
4 | KANJI | 2 | 6,000 | 12,000 | ||||
SUB TOTAL | 52,875 | |||||||
GRAND TOTAL | 537,875 | |||||||
PENYUSUTAN | 92.5 | KG | 5,815 |
Uji Labor
Pagi-pagi sekali tanggal 23 Nopember 2014, dari Banyuwangi saya berangkat menuju Situbondo tepatnya ke Balai Penelitian Air Payau Kementerian Perikanan Situbondo Jawa Timur, seperti biasa saya juga membawa limbah, kali ini ampas tahu yang sudah saya campur (mix) dengan bahan baku pelet berbentuk tepung yang sebulan lalu terlebih dahulu sudah saja uji dan kadar protein 37,19 %, kadar air 8,4%, kadar lemak 4,62%, dan kadar serat 5,4%.Untuk setiap saya uji laboratorium. Uji labor saya selalu 4 komponen saja (biar hemat juga sich) :
- Kadar Protein (syarat utama kebutuhan gizi bagi pertumbuhan ikan),
- Kadar Lemak (Lemak yang diatas ambang toleransi ikan menyebabkan ikan akan berkurang nafsu makannya),
- Kadar Air (untuk mengetahui dengan tepat biomassa dari pakan dan batas minimum agar pelet menjadi terapung),
- Kadar Serat (Untuk mengetahui batas daya cerna ikan)
- Kadar abu (Kadar abu yang tinggi pertanda pakan tidak higienis dan bersih)
Uji labor saya buat 2 sampel bahannya sama yaitu bahan pakan pelet di mix dengan ampas tahu. Komposisinya seperti ini :
Sampel 1. 60 % bahan baku pelet, 40% ampas tahu diperoleh hasil uji labor 31%
Sampel 2. 40% bahan baku pelet, 60% ampas tahu diperoleh hasil labor 26%
Pakan alternatif lele dan pakan alternatif nila buatan sendiri ini dan seperti yang saya duga hasil uji labor sampel pertama protein 32% cocok nih untuk ransum lele dan sampel kedua 24,5% pas bingit untuk ikan nila.
Uji lapangan
Bahan tersebut saya masukin ke mesin cetak extruder (pelleting) sederhana kapasitas 50kg/jam, setelah selesai saya jemur disinar matahari sehari penuh, besoknya saya berikan ke ikan peliharaan saya. Pelet terapung alias mengambang dipermukaan air walau hanya 20 menit. Wuih semuanya lahap menerima paket hemat pakan pelet saya. Puaslah saya, hilang rasa cuapek hari ini.Perincian biaya pakan alternatif buatan sendiri kira-kira seperti ini.
Pakan pelet untuk Lele (Rp)
- Bahan baku pelet 60kg x 4800 288.000
- Ampas Tahu 40kg x 1.500 60.000
- Dextrin 5kg x 6.000 30.000
- Premix 0,5kg x 28.000 14.000
- Minyak ikan 2liter x 4.000 8.000
- SDM dan Operasional 50.000
- Total 440.000
Total 479.600
Modal perkg 4.998
Pakan pelet untuk Nila (Rp)
- Bahan baku pelet 40kg x 4.800 192.000
- Ampas Tahu 60kg x 1.500 90.000
- Dextrin 5kg x 6.000 30.000
- Premix 0,25kg x 28.000 7.000
- Minyak ikan 2liter x 4.000 8.000
- SDM dan Oprasional 50.000
- Total 377.000
Total 414.700
Modal per kg 4.147
Karena mesin pelet yang saya miliki kapasitas kecil dan hanya memenuhi kebutuhan sendiri namun teman-teman dekat sesama peternak saya jual juga seharga Rp.6500/kg, lumayanlah untuk menutupi biaya operasional harian saya.
Bahan pelet ini bisa dikombinasikan dengan bahan yang ada disekitar anda, bisa digunakan tepung polard, single cell, tepung gaplek, tepung jagung, tepung gaplek dan lain-lain, jumlah atau takaran bisa anda sesuaikan dengan jumlah kandungan nutrisi yang terdapat pada bahan tersebut.
Fermentasi Ampas Tahu Sebagai Pakan Alternatif
(Ritual fermentasi ini memperoleh 2 benefit. Pertama, meningkatkan semua unsur atau kadar nutrisi ampas tahu. Kedua, menghilangkan bau busuk ampas tahu. Hasil dari aktifitas ini bisa diberikan pada ikan, kelinci, ayam, kambing, babi, sapi, bebek dan hewan peliharaan lainnya, asyik…asyik)Kelemahan mendasar dari ampas tahu adalah proses pembusukannya berlangsung dengan cepat, 4-6 jam doang, bau busuk nyebar hingga radius 100 meter.
Perolehan kadar protein setelah di mix (di aduk rata) dengan bahan lain seperti tepung ikan sudah memenuhi syarat nutrisi pada lele dan nila. Soal pemberian pakan tidak masalah karena saya membuat rangkaian bambu yang mengambang dipermukaan air. Ikan akan meloncat keatas konstruksi bambu made in anak bangsa ini sehingga pakan pasta sudah habis sebelum tenggelam, teman saya Mas Akhmad ngeledek bin ngece, inilah pakan apung sejati.
Teknik Fermentasi
Problem yang mengusik bagaimana caranya agar ampas tahu tidak lekas membusuk, (berawal dari demo ibu-ibu tetangga, demo berlangsung tertib, tidak anarkis, ga bawa pedang samurai cuma sambil ngucek-ngucek hidung) ini uji lapangan saya.- Masukkan ampas tahu (kadar air awal 55-60%), dalam kantung berbahan kain lalu diperas hingga kadar air 18% (saya sudah uji dengan alat ukur uji kadar air sehingga para pembaca tidak perlu uji lab lagi. Indikatornya cukup anda peras. Jika diperas dengan kepalan tangan air tidak menetes lagi, uenak kan !)
- Kukus, teknik pengukusan ga perlu saya terangin lagi ya, perkara kukus mengukus pasti sudah pada familiar. Hanya… saat hendak dimulai upacara perkukusan tambahkan bahan-bahan ini (untuk rasio 100 kg ampas tahu ya)
- Molase 0,25 liter (berfungsi untuk mengaktifkan bakteri positif)
- Garam 50 gram (pengawet alami)
- Tepung kunyit 50 gram (probiotik dan antibiotik alami)
- Ragi tape 50 gram (aktivator fermentasi tercepat, fermentor)
- Mineral mix 50 gram (enzim amilase, rotease, sellulose)
- Waktu pengukusan singkat saja biar ga capek, 12-17 menit aza. Upayakan bahan teraduk dengan sempurna biar Homogen, tingkat homogenitas akan meningkatkan daya cerna pakan.
- Keringkan, cara sederhana dengan menjemur diruangan terbuka penuh sinar matahari atau keluar modal dikit dengan membuat oven atau spinner. Nah, ampas tahu anda sekarang bisa lebih tahan lama. Simpan dalam plastik kedap udara dan berudara sejuk.
- Lantas,hasil aktivitas paparan diatas anda bisa campurkan bahan lainnya seperti tepung ikan, tepung bulu, tepung darah, tepung cumi, tepung single cell, tepung pollard dan lain-lain sehingga tercukupi kebutuhan nutrisi hewan yang anda ternakkan. (protein, karbohidrat, lemak, serat dan vitamin)
- Berikan pada hewan-hewan kesayangan anda, ingat ya, anda harus tahu kebutuhan nutrisi sidia, setidaknya protein, lemak, kadar air dan serat.
- Lebih joss lagi andaikata anda punya mesin cetak atau memiliki mesin pelleting extruder, pakan kreasi anda akan terapung, pasti bisa dijual dan manis laris. Mesin cetak biasa juga bisa mengapung tergantung dari keahlian meramu bahan dasarnya. Anda akan dijempolin dan fantastis. Good business and high gain. Yes.
- Well, anda ga perlu lagi ke laboratorium pengujian, ampas tahu awal uji labor kadar protein 17,14% setelah melalui proses fermentasi kadar protein meningkat significant menjadi 24,77%. Uenak lagi khan !
- Sip khan ! jika anda membeli ampas tahu senilai Rp.500, penyusutan kadar air, timbangan, packing danprocessing product, hitung saja jadi menyusut 25%, masih murah kok tinimbang bekatul, pollard, tepung jagung, rumput laut, tentu menghitungnya berdasarkan variabel harga dan jumlah kadar protein.
1. Diketahui data sebagai berikut :
- Type bangunan = Perkantoran
- Letak bangunan = Dekat pantai
- Zona gempa = Zona 4
- Mutu beton (fc') = 35 Mpa
- Mutu baja (fy) = 400 Mpa
- Beban hidup bangunan = 250 kg/cm2
2. Penentuan syarat dan panjang bentang
Lx adalah
panjang bentang arah memendek dan Ly adalah bentang arah memanjang.
Plat dibedakan
menjadi 2 yaitu plat 1 arah apabila Ly/Lx ≥ 2 dan plat 2 arah apabila Ly/Lx ≤ 2
Pembagian
Type
|
Panjang (Lx)
|
Lebar (Ly)
|
Ly/Lx
|
Luas
|
Ket.
|
A
|
600
|
600
|
1
|
360000
|
Plat 2 arah
|
B
|
400
|
600
|
1.5
|
240000
|
Plat 2 arah
|
C
|
360
|
600
|
1.6666667
|
216000
|
Plat 2 arah
|
D
|
512
|
600
|
1.171875
|
307200
|
Plat 2 arah
|
3. Perhitungan tebal plat
Tebal minimum
pelat dengan balok yang menghubungkan tumpuan pada semua sisinya harus memenuhi
syarat sebagai berikut : Sesuai dengan ayat 3.2.5 butir 5 SKSNI T – 15 – 1991 –
03 hal 18 – 19 :
Tebal minimum pelat
dengan balok yang menghubungkan tumpuan pada semua sisinya harus memenuhi syarat
sebagai berikut : Sesuai dengan ayat 3.2.5 butir 5 SKSNI T – 15 – 1991 – 03 hal
18 – 19 :
Tebal minimum
pelat tidak kurang dari :
Untuk αm < 2,0
→ 120 mm ( SKSNI T – 15 – 1991 –
03 hal 19 ) αm>
2,0 →
90 mm
Secara umum
penentuan ukuran balok cukup dengan diperkirakan saja (gideon.Dasar-Dasar
Perencanaan Beton Berrtulang seri I hal 104) dengan cara :
Tinggi balok (
h ) = 1/10L – 1/15L
Lebar balok ( b
) = 1/2h – 2/3h
4. Perkiraan ukuran balok
|
|||||||||||
Untuk menyamakan ukuran balok maka diambil type pelat yang
paling besar.
|
|||||||||||
Maka menggunakan pelat
type
|
A
|
||||||||||
Dengan ukuran
|
Lx
|
=
|
600
|
cm
|
|||||||
Ly
|
=
|
600
|
cm
|
||||||||
4.1. Balok anak
|
|
||||||||||
Lx
|
=
|
600
|
cm
|
||||||||
h
|
=
|
37.5
|
cm
|
||||||||
=
|
40
|
![]() |
40
|
||||||||
b
|
=
|
26.667
|
cm
|
||||||||
=
|
30
|
cm
|
|||||||||
Jadi balok anak menggunakan dimensi
|
30
|
x
|
40
|
cm
|
|||||||
4.2. Balok induk
|
|||||||||||
Ly
|
=
|
600
|
cm
|
|
|||||||
h
|
=
|
37.5
|
cm
|
![]() |
|||||||
=
|
40
|
cm
|
|||||||||
b
|
=
|
26.667
|
cm
|
||||||||
=
|
30
|
cm
|
40
|
||||||||
Jadi balok induk menggunakan dimensi
|
30
|
x
|
40
|
cm
|
|||||||
4.3. Bentang bersih terpanjang (ln)
|
|||||||||||
Ln
|
=
|
ly - 2 ( 1/2 b
balok anak)
|
Ln
|
=
|
570
|
cm
|
|||||||||||||||||||||||||
=
|
5700
|
mm
|
||||||||||||||||||||||||||
4.4. Bentang besrsih terpendek
|
||||||||||||||||||||||||||||
Sn
|
=
|
lx - 2 (1/2 b balok induk)
|
||||||||||||||||||||||||||
=
|
570
|
cm
|
||||||||||||||||||||||||||
=
|
5700
|
mm
|
||||||||||||||||||||||||||
4.5. Rasio bentang bersih dalam arah memanjang terhadap
plat
|
||||||||||||||||||||||||||||
β
|
=
|
Ln/Sn
|
||||||||||||||||||||||||||
=
|
1
|
|||||||||||||||||||||||||||
4.6. Tebal pelat
|
||||||||||||||||||||||||||||
Persamaan (17) SNI 03 - 2847 - 2002, tebal pelat sebagai
berikut :
|
||||||||||||||||||||||||||||
|
||||||||||||||||||||||||||||
h min
|
=
|
135.111
|
mm
|
|||||||||||||||||||||||||
=
|
136
|
mm
|
||||||||||||||||||||||||||
|
||||||||||||||||||||||||||||
h max
|
=
|
168.889
|
mm
|
|||||||||||||||||||||||||
=
|
168
|
mm
|
||||||||||||||||||||||||||
Menurut SK-SNI nilai yang diambil yaitu antara
hmax dan hmin, yaitu
|
13.5 cm
|
|||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|||||||||||||||||||||||
5. Kontrol terhadap lendutan
|
||||||||||||||||||||||||||||
Tebal minimum pelat tidak kurang dari :
|
||||||||||||||||||||||||||||
Untuk
|
αm < 2,0
|
→ 120 mm ( SKSNI T
– 15 – 1991 – 03 hal 19 )
|
||||||||||||||||||||||||||
αm > 2,0
|
→ 90 mm
|
|||||||||||||||||||||||||||
Kontrol Tebal Pelat :
|
||||||||||||||||||||||||||||
|
||||||||||||||||||||||||||||
![]() |
||||||||||||||||||||||||||||
135
|
![]() |
|||||||||||||||||||||||||||
αm
|
=
|
1.981
|
cm
|
<
|
2.0
|
|||||||||||||||||||||||
maka, dipaka tebal plat
|
=
|
12
|
cm
|
|||||||||||||||||||||||||
6. Menentukan beban-beban
|
||||||||||||||||||||||||||||
Tebal plat
|
=
|
135
|
mm
|
|||||||||||||||||||||||||
0.135
|
m
|
|||||||||||||||||||||||||||
6.1. Beban mati (WD)
|
||||||||||||||||||||||||||||
-
|
Berat sendiri pelat
|
=
|
324
|
kg/m2
|
||||||||||||||||||||||||
-
|
ME
|
=
|
50
|
kg/m2
|
||||||||||||||||||||||||
-
|
Penggantung plafon
|
=
|
7
|
kg/m2
|
||||||||||||||||||||||||
-
|
Plafon
|
=
|
11
|
kg/m2
|
||||||||||||||||||||||||
Total WD
|
=
|
392
|
kg/m2
|
|||||||||||||||||||||||||
=
|
3.920
|
kN/m2
|
||||||||||||||||||||||||||
6.2. Beban hidup (WL)
|
||||||||||||||||||||||||||||
-
|
Beban berguna (perkantoran)
|
=
|
250
|
kg/m2
|
||||||||||||||||||||||||
=
|
2.5
|
kN/m2
|
||||||||||||||||||||||||||
6.3. Beban Ultimate (WU)
|
||||||||||||||||||||||||||||
WU
|
=
|
1,2 WD + 1,6 WL
|
||||||||||||||||||||||||||
=
|
8.704
|
kN/m2
|
||||||||||||||||||||||||||
7. Tinggi efektif
|
||||||||||||||||||||||||||||
Tebal pelat
|
=
|
135
|
mm
|
|||||||||||||||||||||||||
Tebal selimut beton ( p )
|
=
|
20
|
mm
|
|||||||||||||||||||||||||
Tulangan arah x
|
=
|
12
|
mm
|
|||||||||||||||||||||||||
Tulangan arah y
|
=
|
12
|
mm
|
|||||||||||||||||||||||||
Tulangan bagi
|
=
|
6
|
mm
|
|||||||||||||||||||||||||
-
|
Arah x → h - p - 1/2 D tulangan (p = pelindung beton
untuk tulangan (psl. 9.7 SNI 0.3 - 2847 - 2002)
|
|||||||||||||||||||||||||||
-
|
dx
|
=
|
h - p - (1/2D)
|
|||||||||||||||||||||||||
109
|
mm
|
|||||||||||||||||||||||||||
-
|
dy
|
=
|
h - p - D - (1/2D)
|
|||||||||||||||||||||||||
97
|
mm
|
|||||||||||||||||||||||||||
|
||||||||||||||||||||||||||||
![]() |
||||||||||||||||||||||||||||
8. Menghitung Momen
|
||||||||||||||||||||||||||||
Ix
|
=
|
6.00
|
m
|
|||||||||||||||||||||||||
Iy
|
=
|
6.00
|
m
|
|||||||||||||||||||||||||
Iy/Ix
|
=
|
1
|
<
|
2.5
|
||||||||||||||||||||||||
Jenis pelat
|
=
|
Pelat dua arah
|
||||||||||||||||||||||||||
8.1. Koefisien momen
|
||||||||||||||||||||||||||||
![]() ![]() |
||||||||||||||||||||||||||||
Dari tabel IV Gideon Kusuma dengan cara interpolasi
didapat data sebagai berikut
|
||||||||||||||||||||||||||||
x1
|
=
|
25
|
→
|
Mlx =
|
7.834
|
kNm
|
||||||||||||||||||||||
x2
|
=
|
25
|
→
|
Mly =
|
7.834
|
kNm
|
||||||||||||||||||||||
x3
|
=
|
51
|
→
|
Mtx =
|
15.981
|
kNm
|
||||||||||||||||||||||
x4
|
=
|
51
|
→
|
Mty =
|
15.981
|
kNm
|
||||||||||||||||||||||
9. Menghitung tulangan
|
||||||||
9.1. Tulangan lapangan arah x
|
||||||||
Mlx
|
=
|
7.834
|
kNm
|
|||||
![]() |
=
|
0.824
|
Mpa
|
|||||
Menurut SNI
03-2847-2002 Pasal 11.3 faktor reduksi untuk struktur pelat, Ï• = 0,8
|
||||||||
Syarat K <
Kmaks, jika tidak memenuhi persyaratan tersebut maka tebal pelat harus
diperbesar. Nilai Kmaks didapat dari Tabel III.4 Ali Asroni,Balok dan Pelat
Beton Bertulang, Hal 64-65. Untuk fc’ = 33,5 Mpa dan fy = 240 Mpa maka nilai
Kmaks = 9,086 MPa (hasil interpolasi). Maka :
|
||||||||
K < Kmaks
|
=
|
0.824
|
<
|
9.086
|
→
|
OK
|
||
|
![]() |
|||||||
a
|
=
|
|||||||
a
|
=
|
3.063
|
mm
|
|||||
|
||||||||
a. Tulangan
pokok
|
||||||||
|
||||||||
![]() |
||||||||
Untuk mencapai setimbang, nilai Cc = Ts maka :
|
||||||||
0,85 . fc’ . a . b = As . fy
|
||||||||
|
||||||||
As
|
=
|
![]() |
||||||
=
|
227.787
|
mm2
|
||||||
Menurut SNI 03-2847-2002 pasal 12.5.1 luas tulangan pokok
minimal pelat :
|
||||||||
fc’ ≤ 35 Mpa,
|
![]() |
|||||||
fc’ ≥ 35 Mpa,
|
|
![]() |
||||||
jadi :
|
||||||||
fc’
|
=
|
35
|
Mpa
|
|||||
As1
|
=
|
403.033
|
mm2
|
|||||
Dipilih yang paling besar, jadi As, u
|
=
|
403.033
|
mm2
|
b. Jarak tulangan
|
||||||||
|
||||||||
s
|
=
|
|||||||
=
|
280.616
|
mm
|
||||||
=
|
281
|
mm
|
||||||
Menurut SNI 03-2847-2002 :
|
||||||||
Jarak maksimal tulangan (as ke as)
|
||||||||
Pelat 1 arah : s ≤ 3.h dan s ≤ 450 mm (pasal 12.5.4)
|
||||||||
Pelat 2 arah : s ≤ 2.h dan s ≤ 450 mm (pasal 15.3.2)
|
||||||||
Maka :
|
||||||||
s
|
=
|
2 x h
|
||||||
=
|
2 x
|
135
|
||||||
=
|
270
|
mm
|
||||||
dipilih yang paling kecil, jadi dipakai
|
200
|
<
|
270
|
OK
|
||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
c. Kontrol
|
||||||||
Luas tulangan
|
=
|
![]() |
||||||
=
|
565
|
>
|
403.033
|
OK
|
||||
Jadi, dipakai tulangan pokok As =
D
|
|
200
|
=
|
565
|
mm2
|
|||
6.2. Tulangan tumpuan arah x
|
||||||||
Mtx
|
=
|
15.981
|
kNm
|
|||||
![]() |
=
|
1.681
|
Mpa
|
|||||
K < Kmaks
|
=
|
1.681
|
<
|
9.086
|
→
|
OK
|
||
|
||||||||
a
|
=
|
![]() |
||||||
a
|
=
|
6.345
|
mm
|
|||||
a. Tulangan pokok
|
||||||||
Untuk mencapai setimbang, nilai Cc = Ts maka :
|
||||||||
0,85 . fc’ . a . b = As . fy
|
||||||||
|
||||||||
As
|
=
|
![]() |
||||||
=
|
471.892
|
mm2
|
||||||
Menurut SNI 03-2847-2002 pasal 12.5.1 luas tulangan pokok
minimal pelat :
|
||||||||
fc’ ≤ 35 Mpa,
|
|
|||||||
fc’ ≥ 35 Mpa,
|
![]() |
|||||||
jadi :
|
||||||||
fc’
|
=
|
35
|
Mpa
|
|||||
As
|
=
|
403.033
|
mm2
|
|||||
Dipilih yang paling besar, jadi As, u
|
=
|
471.892
|
mm2
|
|||||
b. Jarak tulangan
|
||||||||
s
|
=
|
![]() |
||||||
s
|
=
|
239.668
|
mm
|
|||||
=
|
240
|
mm
|
||||||
s
|
=
|
2 x h
|
(SNI)
|
|||||
=
|
2 x
|
135
|
||||||
=
|
270
|
mm
|
dipilih yang paling kecil, jadi dipakai
|
200
|
<
|
240
|
OK
|
||||
c. Kontrol
|
||||||||
|
||||||||
Luas tulangan
|
=
|
![]() |
||||||
=
|
565
|
>
|
471.892
|
→
|
OK
|
|||
Jadi, dipakai tulangan pokok As =
D
|
![]()
|
200
|
=
|
565
|
mm2
|
|||
6.3. Tulangan bagi
|
||||||||
a)
|
Luas tulangan
|
=
|
20% x As,u
|
|||||
=
|
94.378
|
mm2
|
||||||
Menurut SNI 03-2847-2002 pasal 9.12.2.1 :
|
||||||||
-
|
Untuk fy ≤ 300 Mpa, maka Asb ≥ 0,002.b.h
|
|||||||
-
|
Untuk fy = 400 Mpa, maka Asb ≥ 0,0018.b.h
|
|||||||
-
|
Untuk fy ≥ 400 Mpa, maka Asb ≥ 0,0018.b.h.(400/fy)
|
|||||||
-
|
Tetapi Asb ≥ 0,0014.b.h
|
|||||||
Maka,
|
||||||||
Fy
|
= 400 Mpa
|
maka,
|
||||||
Asb
|
=
|
243
|
>
|
189
|
→
|
OK
|
||
=
|
243
|
mm2
|
||||||
Dipilih yang besar, jadi
|
Asb,u =
|
243
|
mm2
|
|||||
b)
|
Jarak tulangan
|
|||||||
|
||||||||
s
|
=
|
![]() |
||||||
=
|
116.355
|
mm
|
||||||
Menurut SNI 03-2847-2002 pasal 9.12.2.2
|
||||||||
s ≤ 5.h dan s ≤ 450 mm
|
||||||||
maka :
|
||||||||
s
|
=
|
5 x h
|
=
|
675
|
mm
|
|||
dipilih yang terkecil,
jadi s =
|
100
|
<
|
450
|
OK
|
||||
c. Kontrol
|
||||||||
|
||||||||
Luas tulangan
|
=
|
|||||||
=
|
283
|
>
|
243.000
|
→
|
OK
|
|||
Jadi, dipakai tulangan pokok As = D
|
|
![]() |
=
|
283
|
mm2
|
|||
6.4. Tulangan lapangan arah y
|
||||||||
Mly
|
=
|
7.834
|
kNm
|
|||||
![]() |
=
|
1.041
|
Mpa
|
|||||
K < Kmaks
|
=
|
1.041
|
<
|
9.086
|
→
|
OK
|
||
|
||||||||
a
|
=
|
|||||||
|
|
|
![]() |
|
|
|
|
|
a
|
=
|
3.455
|
mm
|
|||||
a. Tulangan pokok
|
||||||||
0,85 . fc’ . a . b
|
=
|
as . Fy
|
||||||
|
||||||||
As
|
=
|
![]() |
||||||
=
|
256.947
|
mm2
|
||||||
fc’
|
=
|
35
|
Mpa
|
|||||
As1
|
=
|
358.662
|
mm2
|
|||||
Dipilih yang paling besar, jadi As, u
|
=
|
358.662
|
mm2
|
|||||
b. Jarak tulangan
|
||||||||
|
||||||||
s
|
=
|
|||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
=
|
315.331
|
mm
|
||||||
=
|
315
|
mm
|
||||||
Menurut SNI 03-2847-2002 :
|
||||||||
Jarak maksimal tulangan (as ke as)
|
||||||||
Pelat 1 arah : s ≤ 3.h dan s ≤ 450 mm (pasal 12.5.4)
|
||||||||
Pelat 2 arah : s ≤ 2.h dan s ≤ 450 mm (pasal 15.3.2)
|
||||||||
Maka :
|
||||||||
s
|
=
|
2 x h
|
||||||
=
|
2 x
|
135
|
||||||
=
|
270
|
mm
|
||||||
dipilih yang paling kecil, jadi dipakai
|
200
|
<
|
270
|
OK
|
||||
c. Kontrol
|
||||||||
|
||||||||
Luas tulangan
|
=
|
|||||||
=
|
565
|
>
|
358.662
|
OK
|
||||
Jadi, dipakai tulangan pokok As D
|
|
200
|
=
|
565
|
mm2
|
|||
6.5. Tulangan tumpuan arah y
|
||||||||
Mty
|
=
|
15.981
|
kNm
|
|||||
![]() |
=
|
2.123
|
Mpa
|
|||||
K < Kmaks
|
=
|
2.123
|
<
|
9.086
|
→
|
OK
|
||
|
||||||||
a
|
=
|
![]() |
||||||
a
|
=
|
7.189
|
mm
|
|||||
a. Tulangan pokok
|
||||||||
Untuk mencapai setimbang, nilai Cc = Ts maka :
|
||||||||
0,85 . fc’ . a . b = As . fy
|
||||||||
|
||||||||
As
|
=
|
![]() |
||||||
=
|
534.648
|
mm2
|
||||||
fc’
|
=
|
35
|
Mpa
|
|||||
As
|
=
|
358.662
|
mm2
|
|||||
Dipilih yang paling besar, jadi As, u
|
=
|
534.648
|
mm2
|
|||||
b. Jarak tulangan
|
||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
s
|
=
|
![]() |
||||||
s
|
=
|
211.536
|
mm
|
|||||
=
|
212
|
mm
|
||||||
s
|
=
|
2 x h
|
(SNI)
|
|||||
=
|
2 x
|
135
|
||||||
=
|
270
|
mm
|
||||||
dipilih yang paling kecil, jadi dipakai
|
200
|
<
|
212
|
OK
|
||||
c. Kontrol
|
||||||||
|
||||||||
Luas tulangan
|
=
|
![]() |
||||||
=
|
565
|
>
|
534.648
|
→
|
OK
|
|||
Jadi, dipakai tulangan pokok As D
|
|
200
|
=
|
565
|
mm2
|
|||
6.6. Tulangan bagi
|
||||||||
a)
|
Luas tulangan
|
=
|
20% x As,u
|
|||||
=
|
106.930
|
mm2
|
||||||
Fy
|
= 400 MPa
|
maka,
|
||||||
Asb
|
=
|
243
|
>
|
189
|
→
|
OK
|
||
=
|
243
|
mm2
|
||||||
Dipilih yang besar, jadi
|
Asb,u =
|
243
|
mm2
|
|||||
b)
|
Jarak tulangan
|
|||||||
|
||||||||
s
|
=
|
|||||||
=
|
116.355
|
mm
|
||||||
s
|
=
|
5 x h
|
=
|
675
|
mm
|
|||
dipilih yang terkecil,
jadi s =
|
100
|
<
|
450
|
OK
|
||||
c. Kontrol
|
||||||||
|
||||||||
Luas tulangan
|
=
|
![]() |
||||||
=
|
283
|
>
|
243.000
|
→
|
OK
|
|||
Jadi, dipakai tulangan pokok As D
|
|
![]() |
=
|
283
|
mm2
|
Langganan:
Postingan (Atom)